Minggu, 13 Februari 2011

Tugas 1


Pengembangan pariwisata indonesia

Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan social dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa “w here once travel was considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human right. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia.

Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990 – 1996. Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization kegiatan pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional. Penugasan ini makin rumit terutama setelah dihadapkan pada tantangan baru akibat terjadinya tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien dan efektif.

Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development .

KONDISI PARIWISATA INTERNASIONAL

Berdasarkan data yang dikutip dari WTO , pada tahun 2000 wisatawan manca negara (wisman) internasional mencapai jumlah 698 juta orang yang mampu menciptakan pendapatan sebesar USD 476 milyar. Pertumbuhan jumlah wisatawan pada dekade 90-an sebesar 4,2 % sedangkan pertumbuhan penerimaan dari wisman sebesar 7,3 persen, bahkan di 28 negara pendapatan tumbuh 15 pesen per tahun.

Sedangkan jumlah wisatawan dalam negeri di masing-masing negara jumlahnya lebih besar lagi dan kelompok ini merupakan penggerak utama dari perekonomian nasional. sebagai gambaran di Indonesia jumlah wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2000 adalah sebesar 134 juta dengan pengeluaran sebesar Rp. 7,7 triliun. Jumlah ini akan makin meningkat dengan adanya kemudahan untuk mengakses suatu daerah.

Atas dasar angka-angka tersebut maka pantutlah apabila pariwisata dikategorikan kedalam kelompok industri terbesar dunia ( the world's largest industry ), sebagaimana dinyatakan pula oleh John Naisbitt dalam buku tersebut diatas . Sekitar 8 persen dari ekspor barang dan jasa, pada umumnya berasal dari sektor pariwisata. Dan pariwisata pun telah menjadi penyumbang terbesar dalam perdagangan internasional dari sektor jasa, kurang lebih 37 persen, termasuk 5-top exports categories di 83% negara WTO, sumber utama devisa di 38% negara dan di Asia Tenggara pariwisata dapat menyumbangkan 10 –12 persen dari GDP serta 7 – 8 persen dari total employement .

INDONESIA MENINGKATKAN TARGET PENERIMAAN DEVISA DARI SEKTOR PARIWISATA

Pemerintah Indonesia telah meningkatkan target penerimaan devisa dari sektor pariwisata pada tahun ini menjadi USD7 miliar dari target semula USD6,5 miliar dan menggalakkan upaya menarik wisatawan dari beberapa negara yang menjadi pasar baru bagi pariwisata Indonesia. Hal ini dikarenakan semakin membaiknya perekonomian masyarakat dunia yang menyebabkan meningkatnya spending per wisatawan.
"Kita perkirakan devisa yang diperoleh dari spending wisatawan tahun ini meningkat menjadi USD7 miliar. Spending naik karena duitnya lebih banyak," Jero Wacik, Menteri Pariwisata Indonesia mengatakan kepada Business News di Istana Presiden, Senin (10/5). Menurutnya target tersebut meningkat sebesar 9 persen jika dibandingkan dengan target pada tahun 2009.
Walaupun lama tinggal untuk setiap wisatawan tidak meningkat namun kunjungannya ke tempat-tempat wisata di tanah air meningkat. "Mereka lebih mobile, maka kita akan perbanyak event-event." Indonesia akan memfokuskan pasar-pasar baru untuk menarik wisatawan luar negeri di samping dari pasar tradisional yang sudah ada selama ini. Negara yang menjadi target baru tersebut adalah Rusia, Timur Tengah, termasuk Irak, China dan India.
"Rusia, salah satu sasaran, penduduk negara tersebut sedang banyak berwisata. Rusia kita kejar. Timur Tengah, Irak, China, India, kita kejar sekarang." Menurutnya negara-negara tersebut perekonomiannya sedangmembaik, di samping itu hubungan Indonesia dengan negara tersebut juga membaik. "Di samping itu pasar-pasar yang lama seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Australia dan Eropa juga kita galakkan."
Sebelumnya menurut Kementerian Pariwisata pendapatan devisa dari spending wisatawan pada tahun 2009 mencapai USD6.3 miliar. Angka tersebut turun sekitar 13,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini karena adanya krisis ekonomi global.
Di samping membaiknya perekonomian dunia, peningkatan devisa dari wisatawan juta disumbangkan oleh meningkatnya target jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia pada tahun 2010 yang mencapai 7 juta orang, jumlah ini lebih besar dari realisasi kunjungan wisatawan asing pada tahun 2009 yang mencapai 6,32 juta orang. Di samping itu untuk membuat wisatawan berkunjung ke banyak tempat di Indonesia maka setiap daerah harus mempunyai banyak event-event.
"Event-event yang menarik bagi para wisatawan manca negara kita tingkatkan. "Event-event tersebut sebaiknya yang berkaitan dengan adat istiadat dan tradisi. Pendapatan dari pariwisata Indonesia berkisar 3 persen dari PDB, tetapi daerah-daerah tertentu seperti Bali, kebergantungan terhadap sektor tersebut sangat tinggi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Pariwisata Indonesia mulai bangkit setelah terkena dampak krisis keuangan Asia pada tahun 1997/ 1998, terorisme dan wabah penyakit seperti SAR dan flu burung. ( Md )

.

Refrensi :www.google.com