Rabu, 28 November 2012

Penalaran Induktif


Penalaran adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Beberapa definisi Penalaran menurut para ahli:
  • Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
  • Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
  • Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah Penalaran yang bertolak dari penyataan-pernyataan yang bersifat khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
Secara formal, induktif dapat dibatasi sebagai proses bernalar untuk mengambil suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum maupun khusus berdasarkan pengamatan atau hal-hal khusus.
Penalaran Induktif dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Generalisasi
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut.
Generalisasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Loncatan induktif:
fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Misalnya adalah Sebuah di sebuah kebun binatang merupakan salah satu tempat dimana binatang buas di lestarikan, padahal kita juga tahu bahwa di kebun binatang tak hanya ada binatang buas saja, melainkan terdapat binatang mamalia.
2. Tanpa loncatan induktif:
fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh Generalisasi:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2. Analogi
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain.
Tujuan dari Analogi adalah:
  • Meramalkan kesamaan
  • Menyingkapkan kekeliruan
  • Menyusun sebuah klasifikasi.
Contoh analogi:
Junaedy adalah lulusan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Junaedy dapat melakukan AUDITING berbagai laporan keuangan dengan baik
Jefry adalah lulusan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Oleh Sebab itu, Jefry dapat meng-Audit laporan keuangan dengan baik.

3. Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Hubungan kausal dapat terjadi dalam tiga pola:
  • Sebab ke akibat : mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang sudah diketahui, kemudian bergerak maju menuju pada kesimpulan sebagai akibat yang terdekat.
Misal: Budi selalu mengendarai sebuah sepeda motornya dengan kecepatan yang tidak wajar(kecepatan diatas rata-rata), hingga suatu saat motor yang ia kendarai menabrak sebuah angkutan umum
  • Akibat ke sebab : suatu proses berpikir yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui, kemudian bergerak menuju ke sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tersebut.
Misal: Budi mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor karna ia mengemudikan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata
  • Akibat ke akibat : suatu proses penalaran yang bertolak dari suatu akibat menuju akibat yang lain, tanpa menyebut atau mencari sebab umum yang menimbulkan kedua akibat itu.
Misal: Budi menabrak sebuah angkutan umum yang mengakibatkan tangan kananya terluka cukup parah

Sumber:
  1. ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18039/Induksi.ppt
  2. sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/…/slide+penalaran.ppt
  3. http://she2008.wordpress.com/2011/02/27/penalaran-induktif/
  4. http://ivandaru.blogspot.com

Penalaran Deduktif


Berpikir deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 273 W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006)
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. (www.id.wikipedia.com).

Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. 

Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif tengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum. 

Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum. Dengan memikirakan fenomena bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerakIsaac Newton menyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan Le Verrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik). 

Pengertian Penalaran Deduktif 

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menujuu kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit. 

Macam – Macam Penalaran Deduktif 

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 

a. Silogisme 
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. 

Contoh Silogisme: 
Semua binatang berdarah dingin tidak memakan tumbuhan
Serigala adalah hewan berdarah dingin  
Jadi, Serigala memakan daging (konklusi / kesimpulan) 

b. Entimen 
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. 
Contoh Entimen : 
Semua mahluk hidup memerlukan air untuk melancarkan sirkulasi tubuhnya
Jika manusia hanya makan saja 
Maka ia tidak dapat melancarkan sirkulasi dalam tubuhnya


Sumber:
http://irpantips4u.blogspot.com/2012/03/penalaran-induktif-dan-deduktif.html

Karangan Semi Ilmiah


Sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya sastra.

Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.

Contoh :

1.Artikel
Karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

2.Editorial
Arrtikel dalam surat kabar atau majalah yangg mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.

      3. Feature
Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa.

4.  Wacana semi-ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual, yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering “dibumbui” dengan opini pengarang yang kadang-kadang subjektif.

5.Kritik
Adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Secara etimologis berasal dari bahasa Yunani κριτικός, kritikós - "yang membedakan", kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani Kuna κριτής, krités, artinya "orang yang memberikan pendapat beralasan" atau "analisis", "pertimbangan nilai", "interpretasi", atau "pengamatan". Istilah ini biasa dipergunakan untuk menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.

Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah. Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film, teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.

6.Esai
Adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya.

7.Resensi
Singkatnya, Resensi adalah pertimbangan, pembicaraan atau ulasan sebuah buku (Kamus Besar Bahasa Indonesia)Resensi berasal dari bahasa Belanda, recensie. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review. 

Kata tersebut sendiri berasal dari kata Latin ‘revidere’ dan ‘resence’, artinya melihat kembali, menimbang atau menilai. Di negeri kita, resensi sering diistilahkan dengan timbangan, tinjauan, atau bedah buku, dll. Sedangkan menurut Webster Collegate Dictionary (1995), review adalah “a critical evaluation of a book” Karena pada hakikatnya resensi haruslah menjelaskan apa adanya suatu buku; baik kelebihan ataupun kekurangannya.

Jadi resensi bukanlah tulisan yang menjual buku. Tidak ada pesan sponsor bagi resensi buku; karena itu resensi yang baik hanya mengungkafkan apa yang dibaca oleh presensi secara kritis.


referensi :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20070911005440AARfWXg

Karya Non Ilmiah


Karya tulis non-ilmiah (karya non Ilmiah) adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Karya tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.

Ciri-ciri karya non ilmiah:
  1. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  2. fakta yang disimpulkan subyektif,
  3. gaya bahasa konotatif dan populer,
  4. tidak memuat hipotesis,
  5. penyajian dibarengi dengan sejarah,
  6. bersifat imajinatif,
  7. situasi didramatisir,
  8. bersifat persuasif.
  9. tanpa dukungan bukti
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. 

Karya nonilmiah bersifat
1.Emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan        sedikit informasi.
2.Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi   sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3.Deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4.Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.


Macam-Macam karya non ilmiah:
a. Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.

b. Dongeng. Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.

c. Roman. Adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

d. Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.

e. Drama. Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.

Sumber

·        http://alicyborg.blog.com/2011/09/25/karangan-ilmiah/



Karangan Ilmiah

Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Karya ilmiah lazim juga disebut karangan ilmiah. Lebih lanjut, Brotowidjoyo menjelaskan karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Ciri-ciri karya Ilmiah:

1. Objektif.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

5. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

6.  Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).

7.  Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.


Sikap Ilmiah:

1. Ingin tahu
Dengan selalu bertanya tentang berbagai hal.

2. Kritis
Direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis.

3. Terbuka
Selalu mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.

4. Objektif
Menyatakan apa adanya tanpa perasaan pribadi.

5. Rela menghargai karya orang lain
Mengutip, menyatakan terima kasih dan menganggapnya sebagai karya orisinil milik pengarangnya.

6. Berani mempertahankan kebenaran
Membela fakta atas hasil penelitiannya.

7. Menjangkau ke depan
“Futuristik” berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun teori baru.

Macam-macam karya ilmiah:
  • Karya ilmiah pendidikan:
1. Paper (Karya Tulis)
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.

2. Pra skripsi
Pra skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapat gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat diploma 3(D-3).

3. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta-fakta empiris-objektif baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan).

4. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

5. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci.
  • Karya ilmiah Penelitian :
1. Makalah Seminar (naskah seminar, naskah bersambung)
a. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah yang berisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan di sampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.

b. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

2. Laporan hasil Penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa di kelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.

3. Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue, dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN(international standard serial number).

Sumber:
  • http://she2008.wordpress.com/2011/05/30/karya-ilmiah-dan-karya-non-ilmiah/
  • http://alicyborg.blog.com/2011/09/25/karangan-ilmiah/
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah 

Resensi Novel 5 CM


Tanggal 17 Agustus,
Di puncak tertinggi Jawa,
5 sahabat, 2 cinta, sebuah mimpi
Mengubah segalanya


Judul buku       : 5 Cm

Penulis            : Donny Dhirgantoro
Penerbit          : PT Grasindo
Tebal buku       : 381

SINOPSIS :
Buku 5cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak muda yang bernama Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta.Dimana mereka memiliki obsesi dan impian masing-masing.
Arial adalah sosok paling ganteng diantara mereka, berbadan tinggi besar, kemana-mana selalu pakai sepatu basket, Arial selalu tampak rapi dan sporty.Riani adalah satu-satunya wanita di kelompok ini, ia cantik, berkacamata dan cerdas. Cita-citanya yaitu bekerja di salah satu stasiun tv.Zafran seorang picisan yang berbadan kurus dengan potongan rambut yang gondrong samping dan depan, seorang anak band, apa adanya dan kocak.Ian memiliki postur tubuh yang tidak ideal, penggila bola dan penggemar Happy Salma.Dan yang terakhir Genta yang selalu dianggap “The Leader” oleh teman-temannya, berbadan agak besar, berkacamata, aktivis kampus dan teman yang easy going.

Berawal dari pertemanan semasa SMA di sekolahnya, takdir mempersatukan mereka.Satu cewek dan empat cowok.Lima sahabat ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka yang pada dasarnya adalah anak baik-baik yang suka film, music, chatting, dan suka khilaf.Suatu ketika mereka jenuh dengan  aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama.Terbersit ide untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan, ide tersebut pun disepakati.Selama tiga bulan berpisah banyak kejadian penting yang mereka alami. Tiga bulan berpisah itulah yang membuat hati mereka semakin kaya dari sebelumnya, dan semakin mengerti apa arti persahabatan.
Pertemuan selama tiga bulan yang dipenuhi rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan.Dalam perjalanan tersebut mereka menemukan arti manusia sesungguhnya.

Perubahan itu mulai dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life, semua terkuak dalam sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru.Dan disanalah cerita bergulir, bukan hanya seonggok daging yang dapat berbicara, berjalan, dan punya nama. Tapi sekelompok anak muda yang punya impian dan berusaha keras untuk menggapai mimpi tersebut.

Setengah dari buku 5cm ini menceritakan tentang keseharian mereka, sifat-sifat mereka yang berbeda satu sama lain sampai dengan perilaku dan aktivitas mereka yang penuh canda tawa, diselingi permasalahan antar sahabat.Setengahnya lagi buku ini bercerita tentang pertualangan mereka mendaki gunung Semeru.

“…Biarkan keyakinan kamu 5centimeter menggantung mengambang didepan kamu. Dan sehabis itu kamu hanya perlu kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas , lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa…”

ANALISIS INTRINSIK

Tokoh dan Penokohan

1.      Arial          : Didalam novel arial digambarkan sebagai orang yang sporty, selalu tampil rapi  dan simple, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena Cuma dia yang bisa tenang, pembawaannya banyak senyum dan jarang khilaf

2.      Riani          : Satu-satunya cewek dikelompok ini, Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. Pribadi yang memiliki kharisma, selalu dominan dimana-mana, cerewet dan tidak mau kalah dengan siapapun juga. Seorang aktivis kampus yang gemar membaca dan suka berdebat.Ngobrol sama Riani nggak boleh sok tau karna dia hamper tau segalanya.
3.      Zafran       : Seorang penyair yang selalu bimbang, pandai membuat puisi dan pintar,  punya kelakuan yang berantakan, yang katanya “standar seniman”.Zafran adalah orang yang akan bilang apa aja yang dia mau bilang, agak seklek dan kocak.
4.      Ian             : Ian adalah tokoh yang gila bola,memiliki badan bengkak dan bisa membuat teman-temannya tertawa. Pecinta Happy Salma dan Indomie.Selain itu Ian juga gemar mengoleksi film orang dewasa (17tahun ke atas)
5.      Genta        : Didalam novel Genta adalah pemimpinnya. Diam-diam Genta sangat mengagumi Riani, Ia adalah pribadi yang peduli terhadap orang lain yang lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri,Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus dan sangat dikagumi teman-temannya.

TEMA
Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keajaiban mimpi dan keyakinan

LATAR BELAKANG
Tempat            : Jakarta , rumah Arial, Stasiun Senen, kampus, sekolahan SMA, kantor, gerbong kereta, Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, Madiun, Stasiun kereta api Blitar, Stasiun Malang, terminal Arjosari, Tumpang, dalam angkot, diatas jip, Ranu Pane, Ranu Kumbolo, puncak Mahameru.
Waktu              : Setiap saat (pagi sampai malam)
Suasana           : menyenangkan, menegangkan, mengharukan.

SUDUT PANDANG
Sudut Pandang adalah cara atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tinsakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam novel 5centimeter sudut pandng yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.

AMANAT
·         Kita harus menambahkan keyakinan pada diri kita bahwa tidak ada yang tidak bisa di dunia ini kecuali keyakinan yang menganggap bahwa kita tidak dapat melakukan hal tersebut.
·         Jangan menganggap kritik sebagai suatu serangan. Kalau kita dikritik buat cetak biru dipikiran kita kalau kritik itu adalah pengorbanan dari seseorang yang mungkin telah mengorbankan rasa ngga enaknya sama kita, entah sebagai teman atau rekan kerja.Tapi sebenarnya semata-mata untuk membuat diri kita lebih baik
·         Sebaik-baik manusia dalam hidupnya adalah manusia yang bisa memberi manfaat bagi orang lain bukan orang yang mementingkan diri sendiri.
·         Jangan menjadi manusia yang diatur oleh keadaan dan merasa kalah dengan keadaan.Tapi jadilah manusia yang beranggap bahwa dirinyalah yang harus mengatur keadaan, bukan dirinya yang diatur oleh keadaan.
·         Tuhan memberi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih.Selanjutnya tinggal masalah pilihan.Itulah mengapa Tuhan saying sama mahluknya.Ia menjaga tingkat ketidakpastian-Nya, supaya kita belajar tentang apa saja hingga akhirnya kita bermuara pada-Nya.Sesungguhnya manusia memang diberi kebebasan memilih.Memilih dipersimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah Big Master Plan yang diberikan Tuhan semenjak kita lahir.
·          Terimalah dengan apaadanya kekurangan dan kelebihan yang dimiliki sahabat kita.Tidak semua orang memiliki nilai plus seutuhnya.Nilai plus tersebut pasti selalu didampingi dengan nilai minus. Tinggal bagaimana cara kita sebagai teman untuk menutupi kekurangan shabat kita.

GAYA BAHASA
Bahasa yang digunakan dalam novel 5centimeter adalah bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang (modern) dan sesuai dengan kondisi anak muda sekarang sehingga novel 5centimeter ini mudah diterima dan disukai

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NOVEL
  • Kelebihan Novel
Kelebihan novel ini adalah ceritanya yang menarik, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan alur ceritanya yang tidak membosankan. . Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuatnya jadi nyata. Dalam novel ini sangat banyak memuat hal yang berkaitan dengan jiwa para generasi muda, filosofi, idealisme, dan terutama musik. Nuansa jiwa muda sangat kentara di 5 cm, semangat dan tekad yang selalu membara mengiringi setiap langkah kumpulan sahabat dalam novel ini. Sekelompok manusia yang tidak hanya hidup berfoya-foya tetapi meresapi makna kehidupan yang mereka jalani. Sebuah novel yang dapat menambah motivasi dan kepercayaan diri untuk bisa meraih impian dengan bekal semangat dan tidak kenal lelah.
Penggambaran setting waktu dan tempat yang detail. Apalagi sewaktu penulis menceritakan tentang Mahameru, seakan-akan pembaca dibawa ikut melihat keindahan Ranu kumbolo, Ranu Pane, Padang Edelwies. Bagaimana mencekamnya kalimati dan dibuat merinding sewaktu sang merah putih berkibar di puncak mahameru dan terharu kala Indonesia Raya berkumandang di puncak tertinggi pulau jawa itu.
  • Kekurangan Novel
Cerita akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antara sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka yang begitu sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya dan semuanya sebaya, seumuran. Bagi saya, akhir cerita di novel ini terlalu naif.

Quotes
“Kalau kita yakin sama sesuatu, kita Cuma harus percaya,
terus berusaha bangkit dari kegagalan,
jangan pernah menyerah dan taruh semua keyakinan, mimpi, cita-cita dan harapan kamu itu di sini,
jangan menempel di kening, menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu.Jadi dia ngga akan pernah lepas dari mata kamu.
Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari dan percaya bahwa kamu bisa.”
Dan novel 5 centimeter ini akan segera difilmkan dan dengar-dengar akan  tayang sebentar lagi tanggal 12 Desember 2012. Penasaran mau liat filmnya ? mau lihat keindahan Mahameru puncak tertinggi di Jawa ?. So, jangan sampai ketinggalan guys !

Referensi :