Senin, 26 Maret 2012

Pemalsuan Wine oleh WNI

Warga Negara Indonesia (WNI) Rudy Kurniawan ditangkap oleh pihak Kepolisian Amerika Serikat (AS) atas tuduhan menjual wine atau minuman anggur palsu. 

Pihak penyelidik federal AS (FBI) menangkapnya pada Kamis (8/3/2012) di Los Angeles. Pembeli dari anggur miliknya ini bukan saja dari kalangan biasa, tetapi juga seperti miliuner William I Koch. 

FBI menyatakan, Rudy Kurniawan berusaha untuk menjual anggur yang nilainya mencapai USD1,3 juta atau sekira Rp11,8 miliar (Rp9.125 per USD). Anggur-anggur ini dapat dipastikan palsu. Rudy yang juga berhasil menjual anggur senilai USD35 juta atau Rp319 miliar pada 2006 lalu, saat ini berada dalam tahanan Kepolisian Los Angeles. Pihak berwenang di Manhattan, New York juga mencarinya atas tuduhan pemalsuan dokumen. Sementara untuk kasus wine palsu, berdasarkan penyelidikan, Rudy Kurniawan dituduh pelakukan menjual sekira 84 wine palsu di sebuah lelang pada 2008 lalu. 

Saat itu Rudy mengaku anggur yang dijualnya merupakan produksi Domaine Pondsot, di Burgundi, Prancis."Anggur-anggur itu mampu dijualnya dengan seharga USD600 ribu atau sekira Rp5,4 miliar. Meski dirinya bersikeras anggur ini asli, tetapi pada kenyataannya tidak," ujar jaksa penuntut seperti dikutip The New York Times, Jumat (9/3/2012).

Selain itu Rudy juga didakwa mencoba menjual sebuah botol anggur Domaine Ponsot. Namun anggur tersebut tidak mungkin ada, karena Domaine Ponsot belum memproduksi anggur hingga tahun 1934.

Kasus yang menjerat pria berusia 35 tahun ini bukan hanya tentang kasus penjualan anggur palsu. Pria asal Arcadia, California itu juga dituduh menggelapkan uang jutaan dolar dalam bentuk pinjaman, untuk membiayai gaya hidupnya yang mewah.

Rudy ditangkap oleh agen-agen di New York, yang memfokuskan tugasnya atas kejahatan yang melibatkan penipuan karya seni, barang antik dan benda koleksi lainnya. Pada sidang kesaksian pada di Pengadilan Distrik Los Angeles, para penyelidik yang menggeledah rumah Rudi menemukan bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi anggur palsu.

Pihak berwenang juga menemukan botol anggur produksi antara 1945 dan 1971 dari ladang Clos st.Denis yang dimiliki Domaine Ponsot. Tetapi lagi-lagi botol itu adalah palsu, karena Domaine Ponsot belum memproduksi anggur dari Clos St. Denis, hingga pada tahun 1982. Anggur-anggur itu kemudian ditarik dari lelang atas permintaan Domaine Ponsot.

Saat ditanya, Rudy bersikeras bahwa dirinya mendapatkan anggur palsu itu dari seorang pria di Asia. Rudy pun sudah memberikan informasi dua nomor telepon dari pria pemasok anggur palsu tersebut. Namun dua nomor telepon itu justru merujuk pada nomor telepon sebuah maskapai penerbangan Indonesia dan sebuah mal di Jakarta.

Sementara pengacaranya, Luis Li mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengevaluasi dakwaan yang akan dijatuhkan kepada Rudy Kurniawan.

Sosok Rudi Kurniawan

Rudy Kurniawan adalah pesohor di dunia wine. Ia dikenal karena matanya yang jeli dalam menilai wine mana yang paling bermutu. Kurniawan bahkan hadir secara konstan di acara-acara lelang Beverly Hills dan Sotheby di New York.

Seperti dilansir
 The New York Times, 8 Maret 2012, nama Rudy Kurniawan adalah jaminan mutu. Ketertarikannya pada wine tertentu dengan sendirinya bisa mendorong harga sebotol wine melambung tinggi di pasaran. Koleksi wine Rudy bahkan terbeli dengan harga jutaan dolar. Kurniawan sampai membuat acara sendiri yang menarik minat klien kaya, termasuk miliarder William ‘Bill’ Koch.

William 'Bill' Koch menggugat kolektor sekaligus penjual wine Rudy Kurniawan karena Rudy menjual wine palsu. 5 Botol wine yang didapatkan Koch dari Rudy, 3 di antaranya didapatkan dari lelang dan 2 botol dari penjualan privat.

Berikut data 5 botol wine palsu tersebut yang tercantum di surat gugatan miliarder AS William 'Bill' Koch yang diteken pengacaranya Bruce A Wessel dari firma hukum Irrel & Manella LLP pada 10 September 2009 yang didaftarkan ke Pengadilan Tinggi California untuk wilayah Los Angeles:

1. Botol 1949 Chateau Lafleur, didapatkan saat pelelangan di rumah lelang the Acker, Merall & Condit Company (AMC) di New York pada 23 April 2005, senilai US$ 10.575 atau Rp 96,5 juta.

2. Botol 1947 Chateau Petrus, dibeli dalam penjualan privat dari AMC pada Mei 2005 senilai US$ 30.000 atau Rp 273,9 juta.

3. Botol 1945 Comte Georges de Vogue Musigny, Cuvee Vielles Vignes yang dibeli secara privat dari AMC pada Juli 2005, senilai US$ 11.500 atau Rp 104,9 juta.

4. Dua botol 1934 DRC Romanee-Conti yang dibeli dalam pelelangan dari rumah lelang AMC di New York pada 27 Januari 2006 senilai US$ 25.850 atau Rp 236 juta.

Total kerugian yang diderita Koch dari 5 botol wine palsu itu adalah sekitar US$ 75.000 atau sekitar Rp 684 juta.

Sebelumnya diberitakan dalam surat gugatan Koch pada 10 September 2009 yang diajukan pada Pengadilan Tinggi California untuk wilayah Los Angeles, disebutkan, Koch dan kolektor wine lainnya membeli wine Rudy pada pelelangan wine namun tak tahu bahwa Rudy ternyata adalah penjual.

"Koch baru-baru ini menyatakan bahwa banyak koleksi botol-botol wine-nya adalah palsu. Koch telah melacak bahwa beberapa wine palsu dibeli dari Kurniawan .Koch menuntut ini untuk menghentikan Kurniawan menjual wine palsu dan untuk kepentingan korban lain penjualan wine palsu Kurniawan," tulis surat gugatan yang diteken pengacara Bill Koch, Bruce A Wessel dari firma hukum Irrel & Manella LLP.


Sepak Terjang Seorang Rudi Kurniawan

Sepak terjang kasus yang menjerat Rudy ini diperoleh detikcom dari Los Angeles Times dan surat gugatan miliarder AS William 'Bill' Koch yang diteken pengacaranya Bruce A Wessel dari firma hukum Irrel & Manella LLP pada 10 September 2009 yang didaftarkan ke Pengadilan Tinggi California untuk wilayah Los Angeles. Koch menggugat karena kedapatan membeli 5 botol wine palsu senilai US$ 75 ribu atau sekitar Rp 684 juta dari kurun 2005-2006.

1995

Dari artikel di
 Los Angeles Times berjudul '$75,000 a case? He's buying' yang diterbitkan 1 Desember 2006, menyebutkan Rudy mulai masuk ke Los Angeles untuk kuliah di California State University di Northridge 11 tahun lalu, yang berarti tahun 1995.

Dari surat gugatan William Koch, disebutkan kemungkinan Rudy masuk ke AS menggunakan visa pelajar. Rudy juga disebutkan
 drop out dari kampusnya setahun kemudian, atau tahun 1996.

2000

Dari artikel
 Los Angeles Times pula dikatakan bahwa Rudy mulai bersentuhan dengan dunia wine 6 tahun lalu (dari artikel diterbitkan tahun 2006). Keluarga Rudy dikatakan memiliki cukup uang untuk membeli dan mengumpulkan salah satu koleksi utama wine, diperkirakan mencapai puncaknya lebih dari 50.000 botol dari Bordeaux dan Burgundy abad lalu.

Sejak itulah, Rudy mulai menjalankan usahanya dalam jual beli wine. Seperti diketahui, semakin lama disimpan, semakin tua, semakin bagus wine, semakin tinggi harga jualnya. Contoh: pada tahun 2001 harga wine Bordeaux terkenal, 1945 Mouton Rothschild bisa dijual seharga US$ 3.759 (Rp 34 juta) per botol. Pada tahun 2006, harga di rumah lelang bisa mencapai US$ 10.337 (Rp 94,3 juta menurut Wine Market Journal.

Mengenai bidang usahanya ini, dengan tegas Rudy mengatakan, "Saya bukan kolektor, saya peminum".

2001

Rudy merupakan WNI yang permohonan suakanya ditolak otoritas AS pada tahun 2001. Setelah penolakan itu, Rudy pun diperintahkan untuk meninggalkan AS.

Namun Rudy yang juga dikenal sebagai Dr. Conti itu kemudian mengajukan banding. Namun permintaan bandingnya pun ditolak. Pria yang lahir di Jakarta itu kemudian kembali diperintahkan untuk meninggalkan Amerika. Tapi dia tidak mematuhinya. Maka sejak April 2003 Rudy pun tinggal di California.

2004

Sejak mulai Rudy membeli wine-wine tua, harga wine tua melejit. Saat Rudy mulai banyak membeli wine tua pada tahun ini, banyak pembeli super kaya yang muncul untuk bersaing menawar dengan Rudy. Akibatnya, harga dan pasar wine meledak.

2005

Rudy menjual botol-botol wine tuanya pada melalui lelang maupun pada penjualan privat pada rumah lelang Acker, Merall & Condit Company (AMC). Salah satunya pada miliarder AS William 'Bill' Koch'. Ada 3 botol wine tua yang dibeli Koch pada tahun ini, yakni:

1. Botol 1949 Chateau Lafleur, didapatkan saat pelelangan di rumah lelang the Acker, Merall & Condit Company (AMC) di New York pada 23 April 2005, senilai US$ 10.575 atau Rp 96,5 juta.
2. Botol 1947 Chateau Petrus, dibeli dalam penjualan privat dari Acker pada Mei 2005 senilai US$ 30.000 atau Rp 273,9 juta.
3. Botol 1945 Comte Georges de Vogue Musigny, Cuvee Vielles Vignes yang dibeli secara privat dari AMC pada Juli 2005, senilai US$ 11.500 atau Rp 104,9 juta.

2006

Los Angeles Times mulai menulis sosok Rudy pada Desember 2006, dengan judul artikel '$75,000 a case? He's buying'. Dari Los Angeles Times diketahui Rudy sudah menghabiskan jutaan US Dollar dalam sebulan untuk membeli wine melalui rumah lelang Christie's, Zachy's dan sebagainya. LA Times menuliskan Rudy suka mengendarai mobil Bentley dan Ferrari serta menjulukinya, 'salah satu pemilik pertama wine mewah Burgundy dan Boardeux dari akhir abad ini'.

Rudy diketahui suka menjual wine dalam lelang dengan nama samaran 'The Cellar'. Pada tahun 2006 saja, Rudy berhasil meraup US$ 35,4 juta atau Rp 323,2 miliar dari lelang wine di rumah lelang, the Acker, Merall & Condit Company (AMC). Nama samaran yang dipakai Rudy, THE Cellar I pada lelang Januari 2006 dan THE Cellar II pada lelang Oktober 2006, semuanya di rumah lelang AMC.

Karena ulah Rudy, harga rata-rata satu botol wine dalam pelelangan meningkat 62% dari triwulan 2001 hingga triwulan ketiga 2006, seperti laporan Wine Market Journal.

"Pasar berubah radikal. Saya dulu suka keluar dan membeli Burgundy tua bila mana saya ingin. Itu lebih murah daripada wine baru. Sekarang, wine lebih tua dijual 20 kali dari saya dulu membeli 2 tahun lalu," ujar Allen Meadows, editor majalah wine Burgundy, Burghound.

Rudy juga diceritakan bahwa dia sangat ahli melihat kemasan wine, merasakan wine dan dengan mudah mengetahui dan membedakan mana wine yang asli dan palsu.

2007

Menurut gugatan Koch, Rudy mulai meminjam yang dari Acker pada sekitar Januari 2007. Hingga akhir 2007, Rudy berutang US$ 7,4 juta (Rp 67,5 miliar) pada rumah lelang Acker/AMC.
 

Pada April 2007, Rudy mencoba menjual wine Le Pin palsu pada balai lelang Christie's. Namun pihak Christie's melihat katalog dan mengidentifikasi bahwa wine itu palsu. Akhirnya penjualan melalui lelang ini dibatalkan.

2008

January 2008, Rudy meminjam US$ 3 juta (Rp 27,3 miliar) pada anak perusahaan Emigrant Bank.

April 2008, Rudy menjual wine Ponsot palsu pada rumah lelang Acker/AMC. Namun, seperti halnya yang terjadi pada Christie's, pihak AMC melihat katalog dan mengidentifikasi bahwa wine itu palsu sehingga penjualan dibatalkan.

2009

Rudy dinilai gagar membayar utangnya pada Emigrant Bank. Sehingga Emigrant Bank mengajukan gugatan melalui Pengadilan Negeri di New York pada Januari 2009.

September 2009, miliarder AS William 'Bill' Koch mengajukan gugatan melalui Pengadilan Tinggi California untuk wilayah Los Angeles karena mendapati 5 botol wine yang dibelinya melalui lelang dan penjualan privat dari AMC palsu.

2012

Rudy ditangkap di Los Angeles, Amerika Serikat oleh agen FBI. Jutawan yang telah bertahun-tahun tinggal di AS itu ditahan atas sejumlah dakwaan penipuan termasuk dakwaan mencoba menjual wine palsu, yang jika asli, bisa bernilai US$ 1,3 juta.

Modus Pemalsuan

Menurut pakar  wine Indonesia, Yohan Handoyo, ada dua modus memalsukan wine .

Modus pertama yakni penipuan yang dilakukan para produsen wine yang tidak bertanggung jawab. Mereka menggunakan jenis anggur yang tidak diperbolehkan atau mencampur wine dengan lebih banyak anggur kualitas rendahan. 

Yohan mencontohkan, pada tahun 2010, seorang penghasil wine ternama dari Italia, Marchesi de Frescobaldi yang sudah membuat wine selama lebih dari 700 tahun dituntut. 
"Ia dituntut karena menggunakan campuran anggur Italia Selatan dalam persentase yang jauh lebih tinggi dari yang diperbolehkan," ujarnya.

Modus kedua, dilakukan oleh sejumlah orang yang memanfaatkan harga wine berkualitas atas dan langka yang kini meroket. Mereka memalsukan wine-wine yang menjadi favorit pembeli. 

Wine-wine yang favorit dipalsukan adalah wine berharga mahal yang sudah berumur tua. Kebanyakan wine tersebut berasal dari Bordeaux dan dari tahun-tahun seperti 1921, 1945, 1947, dan 1961."Tapi dari tahun-tahun yang lebih muda pun tidak luput dari kejahatan seperti ini," jelasnya.

Pada tahun 2002, Bea dan Cukai Hong Kong menyita Chateau Lafite 1982 palsu sebanyak 30 botol. Tahun 2003 polisi Italia menemukan Sassicaia tahun 1995 palsu sebanyak 20.000 botol.
"Tahun itu dianggap luar biasa. Jumlah botol di pasaran pada tahun itu sedikit sekali. Jadi mereka bikin wine palsu dari tahun itu," ungkapnya.

Menurut Yohan, modus kedua ini dilakukan karena memang harga wine di rumah pelelangan sudah menyamai harga barang-barang seni. Menurut laporan majalah Wine Spectator di edisi Desember 2006, nilai penjualan rare and fine wines saja di rumah pelelangan seluruh dunia pada tahun tersebut mencapai $240.53 juta! Dan angka ini merupakan kenaikan 45% dari tahun sebelumnya.

Rudy diduga menggunakan modus kedua ini. Dia diadukan oleh William 'Bill' Koch, miliarder AS yang merasa tertipu oleh dagangan Rudy pada 2009. Rudy nantinya akan diadili di New York. Jaminan penangguhan penahanannya ditolak hakim karena hakim khawatir dia kabur.

Referensi :
www.vivanews.com